TURUNAN ETILENDIAMIN, KOLAMIN, PROPILAMIN DAN FENOTIAZIN
Obat antihistamin itu apa??
merupakan jenis
obat yang dapat dipakai untuk mengatasi berbagai macam jenis alergi. Misalnya,
alergi pada makanan, alergi kulit, alergi mata dan lainnya. Obat ini hanya bisa
mengurangi reaksi yang ditimbulkan oleh alergi. Antihistamin tidak dapat
membebaskan Anda dari jeratan alergi yang telah mendarah daging di tubuh.
Cara Kerja
Antihistamin
Tubuh
kita memiliki zat kimia bernama histamin. Ketika ada zat-zat berbahaya seperti
virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, histamin akan muncul dan bereaksi
melawan zat tersebut. Perlawanan histamin melawan zat berbahaya ini bisa
membuat tubuh mengalami peradangan atau inflamasi.
Namun,
jika Anda memiliki alergi, histamin tidak bisa membedakan mana zat berbahaya
dan tidak. Hasilnya, ketika ada zat tidak berbahaya seperti makanan dan debu, tubuh
tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi. Beberapa contoh reaksi alergi
yang terjadi seperti kulit gatal, memerah dan membengkak, pilek, bersin-bersin,
mata bengkak dan lainnya.Obat antihistamin bisa menghentikan histamin dalam
memengaruhi sel tubuh untuk mengeluarkan reaksi alergi tersebut.
Antihistamin
adalah obat yang dapat menghilangkan atau mengurangi kerja histamin dalam tubuh
melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2,
H3. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen-antibodi karena
tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi.
Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamin
bekerja terutama dengan menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan
reseptor khas.
Beberapa jenis antihistamin
dikelompokkan
berdasarkan sasaran kerjanya terhadap reseptor histamin, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1.
Antagonis-H1
Yaitu digunakan untuk pengobatan gejala-gejala
akibat reaksi alergi.
Bisa diberikan
obat: loratadina,
quetiapine
2. Antagonis-H2
digunakan
untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita tukak lambung.
Bisa diberikan obat: ranitidina
3. Antagonis-H3
memiliki khasiat
sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan kognitif. Penggunaannya sedang
diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer.
Bisa diberikan obat: adalah ciproxifan
I.
TURUNAN ETILENDIAMIN
Antazolin efek antihistaminnya
tidak terlalu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir sehingga cocok
digunakan pada pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung.
Etilendiamin mempunyai efek samping penekanan CNS dan gastro intestinal.
Contoh Etilendiamin
:
Ø Mepirin
derivat metoksi
dari tripilennamin yang digunakan dalam kombinasi dengan feneramin dan
fenilpropanolamin terhadap hypiper.
Ø Ripelenamin
digunakan
sebagai krim pada gatal-gatal pada alergi terhadap sinar matahari, sengatan
serangga dan lain-lain.
Ø Klemizol
adalah derivat –klor yang
hanya digunakan pada salep atau suppositoria antiwasir.
II.
TURUNAN
KOLAMIN
memiliki
gugus -0- pada struktur umum- pemasukan gugus Cl, Br, dan OCH3 pada posisi para
cincin aromatik akan meningkatkan aktivitas dan menurunkan efek samping
III.
TURUNAN
PROPILAMIN
Obat
golongan ini memiliki daya antihistamin yang kuat. Antihistamin golongan ini
antara lain:
§ Feniramin
: Memiliki daya kerja
antihistamin dan meredakan efek batuk yang cukup baik.
§ Khlorpheniramin : adalah derivat klor dengan daya kerja 10x
lebih kuat dan dengan derajat toksisitas yang sama.
§ dan tripolidin :
Adalah derivat dengan rantai sisi pirolidin yang daya kerjanya agak kuat. Mulai kerjanya
pesat dan bertahan lama sampai 24jam
Efek samping
Antihistaminika juga memiliki khasiat menekan pada
susunan saraf pusat, maka efek sampingannya yang terpenting adalah sifat
menenangkan dan menidurkan. Sifat sedatif ini adalah paling kuat pada
difenhidramin dan promethazin, dan sangat ringan pada pirilamin dan
klorfeniramin. Kadang-kadang terdapat stimulasi dari pusat, misalnya pada
fenindamin. Guna melawan sifat-sifat ini yang seringkali tidak diinginkan
pemberian antihistaminika dapat disertai suatu obat perangsang pusat, sebagai
amfetamin.
Efek samping lainnya
adalah agak ringan dan merupakan efek yaitu :
1 .perasaan kering di mulut dan tenggorokan
2. gangguan-gangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan
diarrea.
Pemberian antihistaminika pada waktu makan dapat
mengurangi efek samping ini.
IV.
TURUNAN FENOTIAZIN
Fenotiazin merupakan
golongan obat antipsikotik,fenotiazin dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
1.alifatik:
fenotiazin alifatik menghasilkan efek sedatif yang kuat,menurunkan tekanan darah, dan mungkin menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal.
2.piperazin:
fenotiazin piperazin ini menghasilkan efek sedatif yang sedang,efek antimetik yang kuat,dan menurunkan tekanan
darah. Obat-obat ini juga menyebabkan timbulnya banyak nya gejala-gejala ekstrapiramidal
dari pada fenotiazin yang lain.
3.piperadin:
mempunyai efek sedatif yang kuat menimbulkan sedikit gejala-gejala
ekstrapiramidal dapat menurunkan tekanan darah dan tidak mempunyai efek antiemetik.Obat proklorperazin merupakan
obat yang termasuk kedalam kelompok
piperazin.
Farmakodinamik :
Salah satu turunan dari fenotiazin adalah Klorpromazin (CPZ) adalah
2-klor-N-(dimetil-aminopropil)-fenotiazin. Derivat fenotiazin lain dapat dengan
cara substitusi pada tempat 2 dan 10 inti fenotiazin. CPZ (largactill)
berefek farmakodinamik sangat luas. Largactill diambil dari kata large
action.
Sususan Saraf Pusat :
CPZ menimbulkan efek sedasi disertai sikap acuh tak acuh terhadap
rangasangan lingkungan. Pada pemakaina lama dapat timbul toleransi terhadap
efek sedasi. Timbulnya sedasi amat tergantung dari status emisinal penderita
sebelum minum obat. Klorpromazin berefek antispikosis terlepas dari efek
sedasinya. CPZ menimbulkan efek menenangkan pada hewan buas. Efek ini juga
dimiliki oleh obat obat lain, misalnya barbiturat, narkotij, memprobamat, atau
klordiazepoksid. Bebeda dengan barbiturat, CPZ tidak dapat mencengah timbulnya
konvulsi akibat rangsang listrik maupun rangsang obat. CPZ dapat mempengaruhi
atau mencengah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada chemo reseptor
trigger zone. Muntah disebabkan oleh kelainan saluran cerna atau
vestibuler.fenotiazin terutama yang potensinya rendah menurunkan ambang
bangkitan sehingga penggunanya pada pasien epilepsi harus berhati-hati.
Mekanisme kerja:
Obat anti psikosis memblokade
dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya disistem limbik
dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis).obat anti psikosis
yang baru (misalnya risperidone)disamping berafinitas terhadap dopamine D2
reseptor juga terhadap serotonin.
Efek samping:
CPZ menghambat
ovulasi dan menstruasi. CPZ juga menghambat sekresi ACTH. Efek terhadap sistem
endrokin ini terjadi berdasarkan efeknya terhadap hipotalamus. Semua
fenotiazin, kecual klozapin menimbulkan hiperprolaktinea lewat penghambatan
efek sentral dopamine. Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup
aman. Efek samping umumnya merupakan perluasan efek farmakodinamiknya. Gejala
idiosinkrasi mungkin timbul, berupa ikterus, dermatitis dan leukopenia. Reaksi
ini disertai eosinofilia dalam darah perifer.
Kardiovaskular: CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa
hal, yaitu:
Refleks presor yang penting untuk mempertahankan
tekanan darah yang dihambat oleh CPZ.
Pertanyaan
:
1.
antihistamin adalah salah satu obat
mengatasi alergi dan bagaimana mekanisme obat nya ?
2.
apakah ada golongan antihistamin
yang aman bagi ibu hamil ?
3.
apakah antihistamin aman bila di
konsumsi pada ibu hamil dan penggunaanya pada jangka panjang?
4.
Apa akibatnya jika penggunaan
fenotiazin tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya?
5. bagaimana
metabolisme dari fenotiazin?
6.
Apakah anak usia dibawah 10 tahun dapat menggunakan obat
fenotiazin ?
Hay vikri, saya akan membantu menjawab no 5
BalasHapusTerdapat 2 fase metabolisme obat, yakni fase I dan II. Pada reaksi-reaksi ini, senyawa yang kurang polar akan dimodifikasi menjadi senyawa metabolit yang lebih polar. Proses ini dapat menyebabkan aktivasi atau inaktivasi senyawa obat. Reaksi fase I, disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila ada penambahan atom oksigen atau penghilangan hidrogen secara enzimatik. Biasanya reaksi oksidasi ini melibatkan sitokrom P450 monooksigenase (CYP), NADPH, dan oksigen. Obat-obat yang dimetabolisme menggunakan metode ini antara lain golongan fenotiazin, parasetamol, dan steroid.
menurut saya boleh diberikan kepada anak-anak namun dosis yang diberikan terbatas dan juga tidak terlalu tinggi
BalasHapusiya namun harus di konsultasikan dulu kedokter agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan
HapusPerhitungan dosis yang sesuai bagi anak-anak, dapat berdasarkan berat badan ataupun umur pasien. Serta disesuaikan dengan kondisi tubuh.
HapusMenurut pendapat saya jawaban no 3, antihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.
BalasHapussaya setuju dengan tari, walaupun CTM merupakan pilihan utama untuk ibu hamil namun penggunaan dalam jangka panjang akan membuat mereka yang mengkonsumsi CTM secara terus-menerus akan memiliki beberapa gangguan kesehatan, seperti:
HapusSedasi
Gangguan saluran cerna
Efek anti muskarinik
Hipotensi
Kelemahan otot
Tinitus
Euphoria
Nyeri kepala
Stimulasi SSP
Reaksi alergi dan
Kelainan darah.
Sumber lain mengatakan bahwa jika mengkonsumsi CTM dalam jangka waktu yang lama juga akan menimbulkan kerusakan ginjal dan hati yang membuat keduanya akan mengalami kerusakan permanen dan sulit diobati.
saya mau ikut berdiskusi, mengenai nomor 4 jika penggunaan fenotiazin tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya menurut saya, bisa mengakibatkan kecanduan dikarenakan penggunaannya melebihi dosis yang dianjurkan, dan juga dapat menyebabkan bioavaibilitasnya juga menurun sehingga menyebabkan resiten.
BalasHapusapakah penurunan bioavaibilitas dipengaruhi oleh metabolismenya?, karena biasanya dengan dosis yg melebihi terapeutik windows akan menyebabkan OD, jika OD berarti bioavaibilitas di dalam tubuh meningkat...
Hapusbagaimana menurut yg lain?
iya saya setuju dengan kak ivo, jika pemakaian melebihi dosis , maka akan terjadi overdosis / bersifat toksik, sehingga bioavailabilitas fenotiazin didalam tubuh akan meningkat seiring meningkatnya kadar obat yang dikonsumsi, sedangkan jika kurang dari dosis yang seharusnya, maka tidak tercapai nya efek terapi yang diinginkan, dimana biovailabilitasnya didalam tubuh juga dalam kadar yang sedikit
Hapus1. Antihistamin terdiri dari ah1 dan ah2.
BalasHapusAh1 memiliki mekanisme kerja yang verupa menghambat efek histamin di otot polos. Yang mana histamin adalah mediator inflamasi sehingga dengan dihambatnya efek histamin maka gejala inflamasi juga berkurang. Sehingga ah1 memiliki efek mengatasi alergi/rx hipersensitivitas.
Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi, Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.
BalasHapushai vikri, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 6
BalasHapusmenurut saya obat antihistamin boleh saja di konsumsi oleh anak dibawah umur 10 tahn asalkan memenuhi 5 T yaitu
tepat pasien
tepat obat
tepat dosis
tepat rute
dan tepat waktu
karena obat ini berperan sebgai anti alergi oleh karena itu tidak apa apa jika dikonsumsi oleh anak anak. hal ini lebih baik lagi digunakan sesuai dengan anjuran dokter.terimakasih
Membantu jawaban Nola, seperti penggunaan ctm, biasanya tidak baik digunakan untuk anak dibawah 6 tahun. Jadi apabila pertanyaannya untuk anak 10 tahun, saya rasa diperbolehkan asal sesuai dengan anjuran dosis yang diresepkan
HapusSaya akan mnjawab prtnyaan nomr 3. Apakah aman d gunakan dgn ibu hamil ? Sebelum mengkonsumsi obat konsultasikan trlebih dahulu pada dokter untuk dosisnya
BalasHapussaya ingin mencoba pertanyaan no 2: yang aman digunakan untuk ibu hamil adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek.
BalasHapusSaya akan membantu menjawab permasalahan no. 1
BalasHapusAntihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2 dan H3.
Antagonis-H1 terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi.
Menurut Suswandono dan Bambang (2008), Antagonis-H1 bekerja dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Diklinik digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit, seperti pruriti untikaria, ekzem dan dormatitis.
menambahkan untuk pertanyaan no.1 yang sudah dijawab putri terutaman anti histamin antagonis h1.
Hapusmekanisme kerjanya yaitu anti histamin terutama yang antagonis H1 adalah anti histamin yang menghambat reseptor h1. ketika histamin dilepaskan oleh sel mast karena terjadinya reaksi alergi menyebabkan terjadinya vasodilatasi pada sel endotelia. Vasodilatasi mengakibatkan keluarnya cairan sehingga terjadi swelling. oleh karena itu obat antihistamin H1 akan berikatan dengan reseptor acetilkolin sehingga histamin tidak dapat berikatan dengan reseptor, dan mencegah terjadinya alergi.
baiklah saya akan coba menjawab tentang metabolisme fenotiazin. pada dasarnya metabolisme merupakan sesuatu yang sangat kompleks. sehingga berdasarkan buku yang pernah saya baca dan juga berdasarkan struktur dari fenotiazin adapun jalur metabolismenya secara umum yaitu :
BalasHapus- Dealkilasi-N pada rantai samping N10
-Oksidasi-N pada rantai samping N10
-Oksidasi atom S heterosiklik menjadi sulfoksida atau sulfon
- Hidroksilasi satu inin aromattik (atau keduanya)
- konjugasi metabolit fenolik dengan asam glukuronat atau sulfat
-pemutusan rantai samping N10
Hai vikrii saya bantu jawab pertanyaan mekanisme antihistamin ya
BalasHapusAntihistamin, yg kerjanya sbg antagonis histamin, itu berkompetisi dengan histamin untuk menduduki reseptor histamin
Saya akan menjawab pertanyaan no 2. Penggunaan obat apapun harap dihindari pada ibu hamil trimester pertama Ini adalah tahap di mana organ utama bayi sedang berkembang. Dokter umumnya mengijinkan wanita hamil mengambil obat pada tahap akhir kehamilan tetapi tidak selama 13 minggu pertama kehamilan.
BalasHapusKetika telah melewati trimester pertama Antihistamin generasi kedua boleh dikonsumsi yang mengandung loratadine, cetirizine dan fexophenodine, yang memiliki efek lebih sedikit dibanding antihistamin generasi sebelumnya.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 4 Mengingat obat antihistamin diberikan jika diperlukan saja,
BalasHapusJadi obat antihistamin tidak boleh diberikan secara berlebihan karena dapat menyebabkan overdosis. Karena pada dasarnya obat adalah racun jika tidak digunakan dengan tepat
No 6 boleh saja di gunakan oleh anak usia di bawah 10 tahun namun dengan dosis yg di sarankan dokter
BalasHapusPertanyaan no.1
BalasHapusAntihistamin atau penghambat H1, bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respon histamin. Penghambatan H1 disebut juga antagonis histamin. ada 2 tipe reseptor histamin, H1 dan H2, keduanya menyebabkan respon yang berbeda. Bila H1 dirangsang, otot-otot polos ekstravaskuler, termasuk otot-otot yang melapisi rongga hidung akan berkontriksi. Pada perangsangan H2 terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang menyebabkan terjadinya tukak lambung.
Antagonis H1 biasanya diabsorbsi dengan baik di saluran cerna. Setelah pemberian oral, kadar puncak plasma dicapai dalam 2-3 jam dan efeknya berakhir 4-6 jam. Walaupun demikian ada beberapa obat yang kerjanya lebih lama, misalnya klemastin, setirizin, terfenadin (12-24 jam), sedangkan astemizol 24 jam. Penelitian yang intensif pada obat pertama terbatas. Defenhidramin yang diberikan per oral mencapai kadar maksimum dalam darah kurang lebih 2 jam dengan waktu paruh 4 jam. Distribusi obat ini luas, termasuk di SSP dan dalam jumlah kecil dijumpai di dalam urine dengan bentuk metabolit. Eliminasi obat ini cepat pada anak dan dapat menginduksi enzim mikrosomal hepatik. Hal ini juga tampaknya sama pada obat generasi I lainnya. Sementara itu, obat generasi II, seperti astemizol, terfenadin, dan loratadin diabsorbsi secara cepat disaluran cerna dan dimetabolisme didalam hati melalui sistem mikrosomal hepatik P450.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Saya akan mencoba menjawab no 1,jadi mekanisme antihistamin itu,kerjanya sbg antagonis histamin, iya berkompetisi dengan histamin untuk menduduki reseptor histamin
BalasHapusnmr 1
BalasHapusAntihistamin atau penghambat H1, bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respon histamin. Penghambatan H1 disebut juga antagonis histamin. ada 2 tipe reseptor histamin, H1 dan H2, keduanya menyebabkan respon yang berbeda. Bila H1 dirangsang, otot-otot polos ekstravaskuler, termasuk otot-otot yang melapisi rongga hidung akan berkontriksi. Pada perangsangan H2 terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang
yap, betul kak.. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.
Hapusmenambahkan jawaban nmr 2
BalasHapusjika menderitaa alergi saat hamil, tidak perlu khawatir, karena obat anti alergi seperti antihistamin relatif aman asal digunakan dengan benar dan seusai aturan pakai, pilihan utama saat hamil yaitu loratadin
aya akan membantu menjawab pertanyaan no 2. Menurut Mayo Clinic, antihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.
BalasHapussaya sependapat dengan lidya, CTM dan difenhidramin cukup aman digunakan pada ibu hamil, tetapi sebaiknya menghindari pemakaian obat ini bila tidak terlalu diperlukan untuk menghidari resiko pada janin
Hapus5. Fenotiazin dimetabolisme dihati
BalasHapusSaya akan mnjwb prtnyaan nmr 4.
BalasHapusjika pemakaian melebihi dosis , maka akan terjadi overdosis / bersifat toksik, sehingga bioavailabilitas fenotiazin didalam tubuh akan meningkat seiring meningkatnya kadar obat yang dikonsumsi, sedangkan jika kurang dari dosis yang seharusnya, maka tidak tercapai nya efek terapi yang diinginkan, dimana biovailabilitasnya didalam tubuh juga dalam kadar yang sedikit
saya setuju, sebaiknya semua jenis obat haruds digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan agar tidak menimbulkan efek toksik dan agar mendapatjan efek terapi yg sesuai
Hapussaya akan menjawab no 5
BalasHapusTerdapat 2 fase metabolisme obat, yakni fase I dan II. Pada reaksi-reaksi ini, senyawa yang kurang polar akan dimodifikasi menjadi senyawa metabolit yang lebih polar. Proses ini dapat menyebabkan aktivasi atau inaktivasi senyawa obat. Reaksi fase I, disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila ada penambahan atom oksigen atau penghilangan hidrogen secara enzimatik. Biasanya reaksi oksidasi ini melibatkan sitokrom P450 monooksigenase (CYP), NADPH, dan oksigen. Obat-obat yang dimetabolisme menggunakan metode ini antara lain golongan fenotiazin, parasetamol, dan steroid.
saya akan menjawab pertanyaan no 3
BalasHapusantihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.
benar apa yang di sampaikan syalie, namun untuk 3 smester per 1 penggunaan ctm ini harus di hindari karena tidak aman bagi ibu hamil
HapusSaya mencoba menjawab pertanyaan nmr 1
BalasHapusAntihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.
Terimakasih
Menurut saya pada saat memberi obat tersebut pada anak-anak boleh saja,namun dilihat dr dosisnya dan umur,dan konsultasi juga terhadap apoteker maupun dokter.
BalasHapussaya stuju dengan geby begitu penting dilakukan penyesuaian dosis untuk anak anak terkait dengan kondisi organ yg berbeda dengan orang dewasa
Hapusnamun menurut saya sebaiknya ya, pengunaan untuk anak harus dihindari terutama untuk usia dibawah 12 tahun karena efek obat ini yang cukup besar pada SSP
Hapussaya setuju dengan cindra, butuh perhatian juga untuk penggunaan pd anak2 di bwh 12 thn
Hapussaya aan mencoba menjawab pertanyaan no 2
BalasHapusobat yang aman untu ibu hamil
Cetirizine HCL
Chlorpheniramine (Tablet)
Diphenhydramine HCL
Fexofenadine HCL
Loratadine
Saya akan menjawab pertanyaan no. 5. Chlorpromazine merupakan salah satu obat yang termasuk dalam kelas phenothiazine. Chlorpromazine sendiri dimetabolisme di hati melalui enzim P450.
BalasHapusno 5
BalasHapusmetabolisme fenotiazin terdiri dari 2 fase. Reaksi fase I, disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila ada penambahan atom oksigen atau penghilangan hidrogen secara enzimatik. Biasanya reaksi oksidasi ini melibatkan sitokrom P450 monooksigenase (CYP), NADPH, dan oksigen.
3. antihistamin tidak aman jika digunakan pada ibu hamil, karena beresiko pada efek teratogenik, dan bayi lahir prematur, krena obat ini salah satu obat antipsikotik yg artinya bekerja pad sistem saraf
BalasHapusSaya setuju namun ada beberapa obat yg mungkin dapat diberikan pada ibu hamil tentunya sesuai anjuran dokter
HapusObat Alergi untuk Ibu Hamil Yang Aman adalah Cetirizine HCL, Chlorpheniramine, Diphenhydramine HCL, Fexofenadine HCL
BalasHapus